Sabtu, 13 Desember 2014

Cerpen Memories karya: "Charisa"



Inilah karya terbaik "JUARA 1 kita"

 
Dikala sang surya menepi.. langit yang biru berubah warna menjadi merah kekuningan yang menyilaukan mata.. rumput-rumput hijau yang tertiup angin sore seakan-akan bersuka ria menyaksikan peristiwa yang indah ini.. membuatku terpaku dan membisu menyaksikan semua itu.. mengingatkanku pada sebuah kisah lalu..
>FLASHBACK ON<
" Hei, itu milikku!!!! Kembalikan !!!" Teriak Alice sambil merebut kembali keripik jamurnya yang sekarang berada di tangan kakaknya.
" Tidak bisa, ini untukku" ujar kakaknya dengan santai sambil memainkan tangannya.
" Arrgghhh... Kembalikan !!" Ujar Alice dengan marah. Kakaknya, Lucy hanya menjulurkan lidahnya bahagia melihat adiknya cemberut. Sesaat kemudian ia tertawa.
" Kak Lucy, ini bukan saatnya untuk bermain - main hey !!!!" Wajah Alice tambah cemberut melihat kelakuan kakaknya.
" Hah, baiklah ini kukembalikan" ujar Lucy mengembalikan bungkusan keripik jamur itu. Saat Alice lihat isinya hanya tinggal 2 buah saja.
" APAAAA ??!!!!!! Errgghhhhh awas kau" ujar Alice sambil mencubit tangan kakaknya.
>FLASHBACK OFF<
Suatu malam di bulan oktober, hujan turun cukup deras.. seorang gadis kecil yang tengah duduk di depan jendela rumah sakit sambil menunggu mata kakaknya terbuka.. ia sedang memperhatikan tetesan air hujan yang jatuh di luar rumahnya.. ia amat menyukai hujan.. karena menurutnya.. disaat hujan turun bisa memberikan ketenangan dan ketentraman jiwa.. Dan gadis itu adalah aku, Alice. Aku membalikkan badan menghampiri kakakku yang tengah terlelap, terbaring tak berdaya di rumah sakit ini. Kutatap matanya, hmm lebih tepatnya kelopak matanya. Bayangan saat kami bertengkar, saat bermain kejar - kajaran hanya karena masalah yang sepele, saat kami berdua saling berpelukan karena gemuruh hujan dan petir terus menyambar dll. Itu semua terliang jelas dimataku. Aku merindukan saat - saat itu. Saat dimana aku bercanda ria dengan kakakku. Tapi sekarang, hanya kesunyian yang menghampiri diriku. Kakakku mengalami sebuah kecelakaan, kepalanya terbentur cukup keras tapi sampai saat ini dokter tidak memberi tahu apa yang terjadi selanjutnya pada kakakku. Ku ambil kertas HVS yang memang terselip di diaryku dan pulpen. Kutarik kursi yang ada didekat tempat tidur kakakku menuju jendela. Sambil menikmati hujan kugoreskan penaku membentuk sebuah puisi.
Rindu Kakak
Dalam kesendirian aku terdiam
Gigil dingin menyelimuti malam
Semilir angin berbisik syahdu
Membelai wajahku penuh rindu
Di luasnya samudra jiwa
Yang selalu sabar menyapa
Butiran kata penuh makna
Membasahi hati yang dahaga
Kakak, aku rindu padamu
Bukalah matamu
Tersenyumlah dengan gembira
Saat melihatku disisimu
Kakak, tubuhku dipenuhi keringat
Butiran - butiran keringat rindu denganmu
Kakak, tolong usapkan keringatku
Dengan cara bukalah matamu, kumohon.
Kertas HVS itu menjadi sedikit basah akibat air mata ku yang jatuh. Mengingat semua kegiatan yang pernah kulakukan bersama kakakku. Kami hanya tinggal berdua. Orang tua kami sudah tiada sejak aku berumur 8 tahun. Jadi aku sangat kesepian.
Malam semakin larut dan mataku. Tidak bisa terbuka lebih lama aku harus segera tidur. Tidur disamping ranjang kakakku, tak apalah tidur sambil duduk tak akan ada masalah. Lagipula besok hari minggu jadi seandainya aku kecapaian aku bisa kembali ke rumah dan beristirahat.
" Hoaammm" Alice terbangun dari alam mimpinya. Tapi, Aku masih mendapati bahwa kak Lucy belum terbangun. Kulihat kejendela " pagi ini masih terselimut hujan" batinku. Aku kembali mengambil diaryku memastikan bahwa masih ada kertas HVS dalam selipannya dan ternyata benar, masih ada kertas HVS simpananku. Aku menulis beralas papan aku tidak ingin menulis dijendela aku ingin menulis di pangkuanku saja.
Kehangatan
pagi yang terselimut hujan ,,,,
ketika kita mempunyai kehangatan kedamaian dan ketenangan dalam hati ,,,
maka masalah duniawi bukan lah sebuah sandungan,,,,
karna kita mempunyai kekuatan untuk berjuang dan memperjuangkan ,,,,
semua akan indah jika hati selalu damai dan tenang ,,,
semoga kehangatan - kehangatan itu selalu kita dapatkan,,,,
Aku membaca ulang puisiku dengan lirih. " Pasti sayang. Pasti kehangatan itu akan selalu kita dapatkan". Aku mendengar suara. Aku menoleh ke arah kakakku, oh ini sebuah keajaiban. Kakakku membuka matanya seperti apa yang aku harapkan, tersenyum dan berpelukan. Kata dokter keadaan kakak juga sudah membaik dan kakak diizinkan untuk pulang.
" Weyyy... Horeee... Yeeeeeeeee" aku bersorak riang sambil berjoget saking senangnya. Kakakku dan dokter juga sampai tertawa terbahak - bahak melihat kelakuanku.
Saat sudah dekat rumah, ketika kakakku membeli minuman aku menyelinap kedalam rumah mempersiapkan pita dari kertas atau semacamnya, terompet dll.
Kak Lucy P.O.V
" Hah ? Alice kamu kemana ?" Seru kak Lucy mencarinya. Karena ia kesal maka ia tidak melanjutkan pencariannya dan segera pulang.
Sandal Alice sudah disembunyikan terlebih dahulu supaya kak Lucy tidak curiga.
Kriekk...
" Tuh, kan, dasar adik ceroboh. Pintu sampai tidak dikunci. Coba kalau ada pencuri repot juga kan ?" Ujar kak Lucy.
Pintu terbuka sedikit dan kak Lucy memperlihatkan kepalanya untuk memastikan tidak ada hal aneh. Kak Lucy mulai melangkahkan kakinya ke dalam rumah dan ...
" TREEETTTT !!!!!!!" Suara terompet ditiup oleh Alice.
" Uwaaa...." Kak Lucy yang kaget sampai terjungkal.
Alice menebarkan pita - pita itu ke arah kak Lucy.
" Oooo... Horeee,, yeee. Kak Lucy pulang. Wihiy !" sorak Alice gembira. Tak lama kemudian Lagu I Feel Good disetel oleh Alice.
" I feel good tererererereret uhuyy" Alice bergoyang ria. Kak Lucy hanya manyun, cemberut karena hal ini.
Beberapa hari kemudian, wajah kak Lucy tiba - tiba pucat sekali. Aku khawatir dengannya. Tapi aku mencoba untuk mengabaikannya.
" Alice !" Panggil kakakku dari kamar sedangkan aku ada diruang keluarga. Aku bergegas ke kamar.
" Ya ? Ada apa ?" Ucapku heran
" Ajarkan kakak bikin puisi" ucap kakakku santai. Aku tercengang, mataku melotot tidak percaya, selama ini kak Lucy tidak pernah meminta aku untuk mengajarkannya sesuatu.
" Hmm.. Baiklah langkah awal begini.. Begini.. Begini lalu begini..." Jelas Alice menerangkan semua yang ia tahu tentang puisi.
" Oh, baiklah terima kasih" ucap kak Lucy seenaknya
" Hhhh... Apa apaan itu ?" Ujarku lirih
" Sama - sama" kataku.
---
" Alice, tidur sudah malam besok kamu harus sekolah ! " perintah kak Lucy
" Oke"
---
" Hoaaam" Alice terbangun pagi yang cerah dan sinar matahari pagi yang masuk ke kamarnya melalui ventilasi menambah keindahan pagi ini. Ku lirik kak Lucy. " Kakak belum bangun ? Tidak biasanya" ucapku heran.
Aku segera bersiap - siap menuju ke sekolah. Aku hanya membikin susu dan sarapan roti bakar saja, supaya lebih cepat. Setelah semuanya selesai Alice kembali ke kamar, mencium dahi kak Lucy " kakak, aku berangkat dulu. Jaga diri kakak baik - baik" pamitku di telinganya. Aku segera berangkat sekolah dengan rasa tak nyaman karena .. Kejadian beberapa menit lalu.
***
Kak Lucy P.O.V
" Ah, sudah jam 07.00 WIB kenapa aku merasa seperti ini ya ? Apa mungkin ? Apa ini adalah saat yang tepat ? Mungkin." Batin kak Lucy.
Kak Lucy bangkit ia memulai aktifitasnya. Untuk sementara ia tidak sekolah dulu. Kak Lucy berjalan menuju ruang makan. Disana ada sebuah piring dengan roti bakar lengkap dengan minumannya dan ada sebuah kertas kecil.
Selamat menikmati kak Lucy. Nikmatilah roti bakar ala chef Alice hohoho.
Kak Lucy yang membaca itu tersenyum lebar, dan segera menyantap roti bakarnya. Setelah itu kak Lucy mulai menyapu. Saat menyapu di teras rasa pusing menghampirinya seketika lututnya lemah dan semuanya gelap.
***
" Assalamualakum. Kak Lucy !" Seru Alice.
" ... " Tak ada jawaban.
" Kak Lucy ! Yuhuu !" serunya sekali lagi. Lalu ada temannya kak Lucy yaitu kak Zhalia.
" Kak Zhalia" panggil Alice
" Halo Alice, senang bertemu denganmu. Kamu lagu mencari kakakmu ya ?" Tebak kak Zhalia.
" Iya, kak, kak Lucy kemana ya ?" Tanya Alice.
" Tadi Lucy pingsan lalu kakak dan beberapa warga disekitar sini membawanya ke rumah sakit" jelas kak Zhalia.
" APA ?!" Ucapku tidak percaya, padahal semalam ia baik - baik saja. Bahkan ia sempat menyelimutiku dengan selimut tebal dan mengucapkan selamat malam.
" Mau ku antar ke rumah sakit ?" Tawar kak Zhalia.
" Hmm... Boleh"
----
Tap tap tap..
Suara langkah kaki Alice menggema di koridor rumah sakit. Perasaannya tak menentu, ia takut terjadi apa - apa dengan kakaknya.
Kembali kutemui kakak ku, kembali kulihat dirinya terbaring tak berdaya. Wajahnya pucat sekali. Tubuhnya berkeringat dingin.
" Kakak, apa yang terjadi denganmu ?" Tanya Alice. Tentu tak ada jawaban. Alice mulai menangis. Butiran - butiran bening itu jatuh dari kelopak matanya mengalir kepipinya dan akhirnya jatuh ke tangannya. Alice duduk, dan menggenggam tangan kakaknya. Tangan keduanya lemah. Alice mencoba untuk tidak menangis " aku harus kuat !" Tekad Alice.
Malam telah tiba tapi Alice masih menangis, salah satu air matanya menyentuh kelopak mata kak Lucy dan keajaiban terjadi lagi. Mata kak Lucy terbuka. Tangis sedih Alice berubah menjadi tangis bahagia. Alice memeluk kakaknya.
Pukul 11.00 WIB
" Kakak tidak tidur ?" Tanya Alice pelan.
" Belum, kakak belum mengantuk. Kakak masih ingin mendengarkan radio" jelasnya.
" Baiklah"
" Kamu sendiri kenapa tidak tidur ?" Tanya kak Lucy balik.
" Aku tidak bisa tidur" ucap Alice singkat.
" Hoaam"
" Itu kakak menguap" kata Alice.
" Memangnya kalau kakak menguap kenapa ?" Tanya kak Lucy.
" Itu tandanya kakak sudah mengantuk. Tidurlah aku akan senang jika harus menjaga kakak" ujar Alice.
" Baiklah kakak tidur."
Alice memandangi kakaknya sedih.
"Kami kembali mempublikasikan sebuah surat. Surat ini dikirim oleh Lucyna Wirantika..."
" Apa ? Itukan nama kakak" ucapku tertegun.
" Dear Alice...
Alice kakak sayang padamu. Menurut kakak kamu adalah adik terbaik sepanjang sejarah. Lembaran hidup kakak rasanya sudah lebih dari penuh. Lembaran itu terisi dengan aktivitas kita. Sering kali kita bertengkar karena hal sepele. Kakak masih sangat ingat. Ekspresimu yang kesal karena tidak bisa menghafal kunci gitar, cemberut, marah, bahagia, sedih. Kakak akan ingat semua itu. Bagi kakak Alice adalah sebuah hadiah terindah yang diberikan Tuhan kepada kakak. Tapi, kakak tidak tahu apa Alice menganggap kakak sebagai hadiah terindah yang diberikan oleh Tuhan juga ?"
Alice menangis, ia sedih kenapa ia tidak tahu semua ini. Alice bangkit dan kembali memeluk kakaknya. Sebuah amplop berwarna biru muda jatuh dari saku baju kak Lucy. Alice mengambilnya dan melihat apa isi dalamnya. Ternyata ada sebuah puisi.
Memory luka
Secarik kisah dalam hidupku
Hanya menjadi ingatan lalu
Tentang cinta dan kelukaan
Tentang kasih sayang dan kebersamaan
Kenangan itu kini menjadi
Sebuah bayang bayang abadi
Yang bergelayut dalam pikirku
Kala terbias khayalan semu
Sirna keindahnya
Gugur bersama luka
Dalam keringnya rindu yang mati
Terhempas waktu menghujam hati
Hancurkan indah asa di mimpi
Alice tertegun, kalimat dipuisi ini sangatlah indah. Alice tersenyum lebar ke arah kakaknya. Tak lama kemudian Alice terlelap.
" Alice ! Bangun" ucap seorang perempuan wajahnya bercahaya. Alice terbangun.
" Siapa kau ?" Tanya Alice
" Kamu tidak perlu tahu siapa aku"
"..."
" Alice, aku sebentar lagi akan terlelap dan jika kau bangunkan aku tapi aku tidak bangun jangan menangis ya ?" Ucap perempuan itu dan segera menghilang.
Alice membuka matanya, pagi telah datang. Alice baru menyadari perempuan itu seperti kakaknya. Alice mencoba untuk membangunkannya. Tetapi, kakaknya tidak bangun juga mungkin tidak akan pernah. Alice tahu kakaknya sudah meninggal.
" Kakak apa kakak tidak bangun ? Apa kakak tidak ingin memasakkan sarapan untukku ? Baiklah jika kakak tidak mau. Apa sebaiknya aku mengambil air dan menyiram bunga mawar itu" tunjuk Alice kepada rangkaian bunga mawar dekat jendela. Alice menoleh ke arah kakaknya, ia menghela napas.
KRIEKK...
Pintu kamar kakaknya terbuka ada seorang dokter dan beberapa perawat. Alis merentangkan kedua tangannya menghalangi dokter itu.
" Alice, singkirkan tanganmu. Saya hanya ingin memeriksa keadaan kakakmu." Ucap dokter itu memohon.
Alice segera memeluk kak Lucy dan berkata.
" Tidak, tidak boleh dia sedang istirahat dan kalian tidak boleh mengganggunya" larang Alice. Kedua perawat yang ada di sebelah dokter itu memegang tangan Alice untuk beberapa saat sampai dokter selesai memeriksa kak Lucy.
" Tidak, jangan lakukan itu !! Kakakku sedang beristirahat !!!! Nanti dia terbangun jangan !!!" Teriak Alice histeris.
Sesaat kemudian kedua perawat itu melepaskan Alice mengambil kain putih dan menutupkannya pada tubuh kak Lucy. Kini giliran dokter yang memegang tangan Alice.
" Jangan !!! Jangan ditutup. Aku masih ingin melihat wajahnya jangan !!! Dia belum menginggal dia hanya istirahat !!!! Kumohon jangan. Nanti tidak ada lagi yang menemaniku dirumah ! Tidak ada lagi yang memelukku saat aku ketakutan ! Tidak ada lagi yang memasakkan sarapan favorite ku dipagi hari jangaaannn !!!!!" Teriak Alice lebih histeris.
Beberapa jam kemudian jasad kak Lucy telah dikuburkan dan Alice kini harus siap menghadapi semuanya, sendirian. 

Profil Penulis:
 

Nama Lengkap : Charisa Dwi Santika
Nama Panggilan : Charisa
TTL : Tangerang, 25 Oktober 2003
Kelas : VI ( 6 )
Umur : 11 thn

Tidak ada komentar:

Posting Komentar