Sabtu, 13 Desember 2014

Cerpen Sorang Raya karya: "Sadsa"



Juara 2 Cerpen, baca ya:

Raya adalah anak seorang penjual makanan keliling. Setiap pagi ia membantu ibunya membuat makanan yang akan dijual, kemudian setelah pulang sekolah langsung membantu ibunya menjual makanan itu. Namun, Raya tidak pernah mengeluh dan merasa malu.
Suatu hari....
"Ya ampun. Sudah siang begini dagangan ibu belum ada satu pun yang terjual. Bagaimana ini, Nak?"keluh ibunya Raya. "Tenang bu, mungkin belum rezeki kita," kata Raya menenangkan ibunya.
"Kasihan kamu, Nak. Padahal minggu depan kamu akan menghadapi UAS, dan ibu belum membayar iuran bulanan."kata ibu lagi.
"Mmm....aku masih ada tabungan, bu. Insyaallah cukup untuk membayar iuran bulanan."kata Raya.
"Terimakasih, Nak. Sebelumnya ibu minta maaf ya....kalau ibu sudah ada uang pasti ibu akan gantikan uangmu itu."kata ibunya Raya sedih.
"Kasihan sekali ibuku... Kalau setiap hari dagangannya tidak laku, lama lama ibu akan bangkrut. Uang tabunganku juga aka habis, dan tidak bisa membayar iuran bulanan itu."batin Raya.
Raya memperhatikan ibu yang sedang mengeluarkan dagangannya satu per satu dari baskom berwarna hijau. Aku harus mencari cara agar daganganku bisa laku, aku harus menyelidikinya. Mengapa dagangan ibuku kurang disukai orang-orang, batin Raya.
Sejak itu, setiap Raya membantu ibunya berjualan, Raya selalu membawa pulpen dan buku kecilnya. Seperti seorang wartawan, Raya menanyai para pembeli tentang makanan buatan ibunya. Harganya mahal atau murah? Apakah enak atau tidak? Apakah mereka bosan terhadap makanan ibunya? Pokoknya Raya menyelidiki segala kemungkinan yang dapat dia pikirkan.
"Saya menginginkan makanan yang sehat dan enak, Dik,"kata seorang pembeli.
"Pastel ibumu ini enak. Hanya bentuknya kurang bagus dan menarik. Coba lihat koran ini, mungkin kamu bisa meniru bentuknya. Pasti banyak orang yang tertarik dan membeli pastelmu karena dibuat dengan bentuk seperti ini. Bawa saja korannya supaya ibumu bisa belajar membuat bentuk pastel yang baru," kata pembeli yang lain.
Semua usulan itu dicatat oleh Raya dengan rapi. Kini Raya bisa melihat para pembeli ingin jajanan yang sehat dan enak. Akhirnya, berdua dengan ibunya, Raya berencana membuat makanan baru yang belum pernah dijual siapapun. Pastel isi jamur rasa ayam, mie hijau rico-rico dan puding hijau lumut.
"Minggu depan, kelompok PKK akan membuat bazar di balai pertemuan warga. Ada lomba membuat jajanan anak yang sehat. Ajaklah ibumu mengikuti lomba itu. Hadiahnya lumayan, lho. Uang untuk modal usaha dan sebuah blender," kata Bu RT pada suatu sore.
"Lomba makanan sehat? Aha! Pas sekali! Itu akan jadi waktu yang tepat untuk memperkenalkan dagangan bari ibu," batin Raya gembira.
_______
Raya dan ibunya sibuk membuat makanan untuk lomba. Mereka membuat kue agak banyak karena ingin membagikan secara gratis agar orang-orang bisa mencicipi.
Ternyata,banyak orang yang tertarik melihat penampilan masakan ibunya Raya. Mereka terheran-heran karena ternyata bayam juga enak di campur dengan agar-agar. Apalagi Raya telah menambahkan perasan jeruk ke dalam saos vlanya.
"Rasanya segar dan enak kalau dimakan pada saat cuaca panas," puji seorang juri sambil menyendok habis puding lumut itu ke dalam mulutnya.
"Kalau jajanannya begini, anak saya pasti sehat karena makan sayuran setiap hari. Mie ini enak sekali. Apakah bisa menerima pesanan?" tanya seorang ibu cantik yang memakai jilbab ungu.
"Tentu,bisa," jawab Raya senang.
"Kalau begitu, minggu depan saya minta dibuatkan mie hijau dua puluh lima porsi, ya. Juga pastelnya tiga puluh. Saya akan mengadakan syukuran ulang tahun anak saya. Pasti semuanya suka!"
"Iya, bu. Pesanan ibu pasti akan dibuat."kata Raya dengan gembira.
Akhirnya pengumuman pun disampaikan. Raya dan ibunya cukup senang meskipun hanya bisa menduduki peringkat kedua. Tapi, puding bayam terpilih sebagai menu favorit.
°°°°°°°°°°°°°
Sejak saat itu usaha Raya dan ibunya makin maju. Raya pun tak pernah bosan membuat kreasi kue baru. Setelah uang hasil penjualan makanan terkumpul cukup banyak, Raya menggunakan sebagian uang itu untuk membeli pupuk, media tanam dan bermacan macam bibit sayuran. Kini makanan buatan ibunya sudah terdengar sampai ke luar kota. Tak heran ekonomi Raya pun semakin baik dan telah bisa membuka lapangan pekerjaan untuk enam pegawainya.
Dia ingin mengasah kemampuannya membuat bermacam-macam makanan enak dan sehat untuk anak Indonesia.

 Profil Penulis:



Nama Lengkap: Shadrina Nadhilah
Nama Panggilan: Shadsa
TTL: 21 September 2003
Kelas: 6
Umur: 11 tahun
Cerpen: Cerita pendek seorang Raya
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar